Ketan Merdeka


pagi-pagi suasana di Jombang sejuk dan tenang banget jalanan sepi hanya beberapa pejalan kaki yang sedang beroleh raga, tapi kalau agak siang sedikit sudah banyak yang berjalan pagi ria, sepanjang jalan Wahid Hasyim memang di hari minggu digunakan untuk wilayah jalan pagi (jogging).
Pukul 5 pagi di hari minggu sebuah warung sederhana sudah banyak pengunjung yang mengantri, wah kalau tidak pagi-pagi mengantri bisa-bisa jam 6 saja sudah tidak kebagian. Ketan merdeka ini adalah jajanan traditional yang terus bertahan di era modern ini, jajanan ini punya banyak penggermar. Termasuk bapak saya, gemar banget pagi-pagi setelah jalan-jalan terus makan ketan.
Bisa dikatakan warung ketan merdeka ini paling populer di Jombang semua kalangan bahkan paling banyak orang-orang penting di Jombang adalah pelanggan ketan merdeka. Setiap hari, Warung Ketan Merdeka buka pukul 05.00-08.00 WIB.  tapi kalau hari minggu jangan coba-coba datang lebih dari pukul 6.30 pasti sudah kehabisan. Apasih rahasia ketan merdeka??
Ketan ini sempat masuk koran surya lho, berikut beberapa ulasan dari redaksi surya. Ketan sudah dipersiapkan sehari sebelumnya. Pagi hari direndam, sore dicuci lalu direndam lagi, dan malam hari baru dikukus. Sementara bumbunya, berupa taburan bubuk kedelai, diolah pada pagi hari. Bumbu kedelai itu memang harus dibuat sedekat-dekatnya dengan saat disajikan meski itu lebih merepotkan. semua bahannya masih segar. Bubuk ini terbuat dari kedelai, garam, dan gula. Selain rasa manis, ada juga bumbu kedelai rasa pedas yang dicampur kelapa dan sedikit cabai merah. Bubuk kedelai berbumbu inilah yang semakin menambah selera makan.
Pembeli bisa memilih antara dua macam ketan, hitam atau putih. Parutan kelapa ditaburkan di atasnya bersama bumbu kedelai manis dan pedas. Ketannya punel, apalagi ketan hitamnya, terasa manis. Ketan hitam yang dicocol bubuk kedelai tidak banyak ditemui di daerah lain. Biasanya yang dicocol dalam bubuk kedelai adalah ketan putih. Ketan hitam lebih banyak digunakan untuk bubut ketan hitam karena rasanya lebih legit dan sedikit manis.
Di warung ini justru ketan hitam itu disajikan dengan bumbu kedelai yang gurih. Perpaduan rasa ketan yang sedikit menyisakan rasa manis dan bubuk kedelai gurih itulah yang dicari. Ketan ini lebih nikmat jika di-puluk , (makan tanpa sendok) dan langsung menggunakan tangan. Maka, penjual tersebut menyediakan sebaskom air sebagai cuci tangan. Padanannya, pembeli sering memesan kopi panas atau teh dan jahe hangat sebagai pelega tenggorokan seusai menyantap ketan.
Kopi panas dihidangkan memakai cangkir kuno berukuran kecil, terbuat dari keramik putih dan berhias bunga, lengkap dengan piring cawan atau lepek. Selain mengingatkan perabot makan milik nenek di rumah, cangkir keramik ini diyakini dapat meredam panas sehingga kopi lebih nikmat.
Seporsi ketan di warung ini dihargai Rp 2.500. Kalau enggan makan di tempat, bisa minta dibungkus. Kertas pembungkus bagian luar memang memakai kertas lilin warna cokelat, tetapi agar rasa khas ketan tidak hilang dan tidak lengket, penjual melapisinya dengan sobekan kecil daun pisang.

yukk jangan lupa mampir ke Ketan Merdeka ya :)

Komentar

Postingan Populer